Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Cinta Tak Bertatap Mata

Aku tak pernah berfikir dengan cepat, akan menggantikan posisi pria yang secara berjalannya waktu sudah lumayan lama menyita senyumku. Entah apa yang membuat aku terus menerus terpaku di masa lalu. Seakan tanganku enggan membuka pintu kebahagiaan dan aku selalu mengijinkan tagis datang. Aku sengaja menikmati kesakitan itu, sampai mata pun lebam menderita karna mengeluarkan tangisan luka. “apa yang sebaiknya aku lakukan? Menutup hati kah? Apa itu bisa menghilangkan luka?” pemikiran itu tampak semu sesaat setelah kedatangan orang yang masih ku anggap awam. Bagaimana bisa, orang di seberang pulau bisa sedikit demi sedikit menyita tangisku? Dia mungkin sengaja didatangkan Tuhan. Mungkin Tuhan lelah mendengar tangisku yang tak kunjung padam. Aku merasa sedikit aneh tentang kejadian yang sedikit menggelitik ini. “apakah aku salah mulai membuka hati pada orang yang bahkan matanya tak bisa aku tebak? Bagaimana wajahnya? Lalu berapa tingginya? Ahh.. semuanya tampak lucu. Apakah cinta segila in

"DRAMAKU CINTAKU"

Cuaca yang sangat mendukungku untuk tidur sebentar lagi. Tetapi janji sudah menungguku, aku harus jadi orang yang bisa dipercaya! Aku memaksa tubuhku untuk bangkit dari tempat tidur, meski mata yang enggan untuk terbuka. mungkin jika sudah mandi aku tidak akan ngantuk lagi. Pagi itu jam 09:00 WITA aku sudah menunggu di salah satu restoran yang sudah menjadi tempat aku bertemu dengan seseorang, seperti janji itu. “hei.. sudah lama menunggu?” Tanya seorang pria yang datang mendekatiku. “langsung saja pada intinya!” kataku langsung. “kamu gak berubah ya, masih seperti dulu” kata pria itu memberikan senyum kecilnya. Pria itu memang sudah mengenalku, dia adalah teman smpku dulu. Memang sudah lama, jika menengok umurku yang sudah 19 tahun, tapi dia masih saja mengenali sifatku dulu. “hmm gini.. aku mau minta tolong!” katanya membuka topic baru. “hmm apa?” tanyaku. “kamu mau gak jadi pacarku? Maksud aku pacar drama aja!” katanya lagi. Aku tersenyum. “Kau mau membayarku dengan melakukan h