Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Riwayat Senyumku

berawal dari dumai (dunia maya). awalnya aku hanya iseng membuka situs social yang membuatku heran "sociasinggle" ya sociasinggle lah yang mempertemukan kita. dan dari situ awal senyumku mulai terukhir. Setelah kejadian yang aku alami dimasalalu yang sempat membuat aku terpaku dan berlaku dingin terhadap semua pria. mungkin segelintir orang menganggap biasa apa yang terjadi dimasalaluku bahkan tak banyak yang keenakkan dan sengaja mencicipi terus-terusan dosa yang bahkan akan menghancurkan masa depannya itu. aku tak pernah membayangkan kenapa dulu aku rela memberikan harta seorang wanita yang seharusnya diberikan hanya untuk suaminya? hanya karna rasa sayang? tapi, sekarang penyesalan tiada guna. perkenalanku tak cukup hanya bercakap menyebutkan nama saja. dia pun tak lupa menanyakan nomor hand phoneku. entah apa yang membuat tanganku mengangayunkan jarinya mengetik beberapa angka di pesan sociasinggle. kita pun saling lebih dalam mengenal satu sama lain. aku tak pernah berg

Cinta Sebatas Sapa

Siang yang panas. Terik matahari yang selalu tak berhenti bersinar hari ini membuatku enggan beraktifitas. Sinar itu menerangi ruangan kamar dari pantulan jendela. Aku sekarang tidak pernah merasakan hangatnya semangat siang hari, entah apa yang barusan ini menerpa semangatku. Apa hanya karena pria? Kenapa? Aku selalu berusaha memperjuangkan sesuatu yang hampir saja lepas sekarang. Pria yang sudah mengambil sebagian hatiku dan berjanji menjaganya, sekarang terasa asing bagiku. Entah apa yang salah. Aku mencoba bertanya pada diri sendiri. "Terlalu egoiskah aku? Atau terlalu mengekang dia?" aku tidak bisa menjawab sekaligus teka-teki yang ada di pikiranku dengan tepat sekarang. Seolah namanya selalu terngiang dan merusak sebagian kecil gengsiku. Mungkin aku terlalu lemah terhadap pria, karena aku tidak bisa setengah-tengah memberi rasa padanya. Mungkin karena itu aku selalu tersakiti dengan hal makluk yang sama. Pria... Beberapa hari ini dia sibuk. Yah.. Biasalah, anak kulia

Siapakah dia 2

Masih teringat jelas jalan cerita tiap malam yang aku tempuh. Semua itu terlihat mimpi tapi seperti nyata. Entah apa yang lain dari mimpi yang lainnya. Malam ini kelabu bagiku.. Setiap saat itulah dia datang di bunga-bunga lelapku. Hampir satu minggu ini dia memberikan warna yang lain dari dunianya yang belum bisa diterima dengan akal sehat. Aku selalu menganggapnya bunga tidur, tapi saat aku tidur.. Itu seperti nyata. Wajahnya, senyumnya bahkan saat dia menggandengku. "Ah.. Jika dia nyata pasti dia bukan manusia" kata temanku saat beberapa kali mendengar ceritaku. Ada pula yang bilang "itu malaikatmu yang dikirim Tuhan untuk buat kamu bahagia di alam bawah sadarmu" keningku sedikit mengerut. "ini bukan di negeri dongeng! Ini di dunia nyata.. Dia mungkin memang hanya bunga tidurku saja" sangkalku. Saat berada didunia nyataku, wajahnya pun tidak aku ingat. Bahkan aku tidak tahu namanya. Tapi saat disana, aku seakan sangat mengenal dia.. Dan itu selalu te

Waktu untuk kita

Hari seperti biasa, bangun tidur aku selalu menyempatkan waktu sesempat mungkin melihat layar handphoneku. Entah kegeeran apa yang menerpa, senang rasanya kalau semangatku di asah sedini mungkin dengan pesan singkat ucapan " selamat pagi sayang". Pesan dari siapa lagi kalau bukan dia.. Iya! dia yang sudah merenggut sedikit banyak waktuku. "pagi juga sayang" balasku dengan senyuman yang tak mungkin sampai disana. Aku mempercayainya sekarang. Satu tahun sudah aku lalui dengan ragu yang sesekali muncul. "setiakah dia disana? Apakah dia sungguh-sungguh?" aku selalu takut kalau jawaban dari semua pertanyaanku jauh dari harapanku. Aku mencoba sebisa mungkin membuat dia percaya kalau aku setia disini. "Aku akan selalu menunggu waktu dimana kita bisa saling bertatap muka, bercerita tentang keseharian kita secara langsung.. Aku selalu penasaran bagaimana emotionku saat menatap matamu. Aku juga ingin melihat senyummu yang aku ciptakan sendiri.. Iya untuk aku&