Langsung ke konten utama

Siapakah dia 2

Masih teringat jelas jalan cerita tiap malam yang aku tempuh. Semua itu terlihat mimpi tapi seperti nyata. Entah apa yang lain dari mimpi yang lainnya.

Malam ini kelabu bagiku..
Setiap saat itulah dia datang di bunga-bunga lelapku. Hampir satu minggu ini dia memberikan warna yang lain dari dunianya yang belum bisa diterima dengan akal sehat. Aku selalu menganggapnya bunga tidur, tapi saat aku tidur.. Itu seperti nyata. Wajahnya, senyumnya bahkan saat dia menggandengku. "Ah.. Jika dia nyata pasti dia bukan manusia" kata temanku saat beberapa kali mendengar ceritaku. Ada pula yang bilang "itu malaikatmu yang dikirim Tuhan untuk buat kamu bahagia di alam bawah sadarmu" keningku sedikit mengerut. "ini bukan di negeri dongeng! Ini di dunia nyata.. Dia mungkin memang hanya bunga tidurku saja" sangkalku.

Saat berada didunia nyataku, wajahnya pun tidak aku ingat. Bahkan aku tidak tahu namanya. Tapi saat disana, aku seakan sangat mengenal dia.. Dan itu selalu terjadi 5 tahun lebih. Semu tapi terlihat nyata.

"Siapapun kamu, dari manapun kamu.. Aku selalu menghargaimu sebagai orang yang sudah membuatku nyaman dan bahagia walaupun dimimpi. Dan jika Tuhan mengijinkan kita bertemu, entah itu kau sebagai manusia atau apa. Mungkin aku sangat bahagia.." penaku mulai menari diatas kertas putih sesuai isi hatiku.

***

Malam itu, entah kenapa aku mulai menyadari aku sendiri.. Air mata yang tidak bisa kubendung mulai keluar dari lubang mataku. Terisak pelan saat aku sadari manusia dibumi selalu mengecewakanku. Aku terlelap lagi....
-Malam itu aku seperti berada di suatu desa. Aku memasuki rumah yang tidak terasa asing buatku. Aku melihat senyum itu lagi.. Dia menghampiriku "kamu kenapa?" tanyanya menggandeng tanganku. Tangannya terasa begitu hangat. Seakan dia tahu apa yang aku rasakan dia langsung memelukku.. Dan saat pelukkan itu lepas, tiba-tiba aku berada disuatu taman. Entah siapa yang membawaku dan kenapa aku bisa berada disitu.. Itu tidak membawa pikiranku terlalu jauh saat itu.. Aku hanya menatap mata seseorang yang sudah membuat hatiku damai-

Aku melewati malam itu seperti dijagai dan diperhatikan. Begitu nyatanya keadaan itu, sampai aku lupa bahwa dia maya. Tapi anehnya, bahagia dan damai yang dia berikan masih terasa disetiap hari-hariku didunia nyata.

Aku berada didunia dan dia disela lelapku. Itu dua hal yang sangat berbeda. "Aku seperti berada didunia dongeng saat aku terlelap dan saat kau ada disana, begitu maya tapi nyata" entah apa yang ada difikiranku. Aku seperti orang konyol yang selalu memikirkan bunga tidur saja.

"mungkin saat aku bertemu denganmu, aku sudah mengenalmu walaupun aku tidak pernah melihatmu didunia nyata. Entah apa yang aku rasakan sekarang.. Aku menganggapmu sebagai pangeran mimpi yang selalu datang di malam lelapku dan mengembalikan senyumku.." ah aku tak mau terlalu larut. Aku harus sadar dia itu memang maya. Itu semua tidah bisa dipungkiri.. Dan andaipun dia ada didunia, dia mungkin tidak mengenaliku. Mungkin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Riwayat Senyumku

berawal dari dumai (dunia maya). awalnya aku hanya iseng membuka situs social yang membuatku heran "sociasinggle" ya sociasinggle lah yang mempertemukan kita. dan dari situ awal senyumku mulai terukhir. Setelah kejadian yang aku alami dimasalalu yang sempat membuat aku terpaku dan berlaku dingin terhadap semua pria. mungkin segelintir orang menganggap biasa apa yang terjadi dimasalaluku bahkan tak banyak yang keenakkan dan sengaja mencicipi terus-terusan dosa yang bahkan akan menghancurkan masa depannya itu. aku tak pernah membayangkan kenapa dulu aku rela memberikan harta seorang wanita yang seharusnya diberikan hanya untuk suaminya? hanya karna rasa sayang? tapi, sekarang penyesalan tiada guna. perkenalanku tak cukup hanya bercakap menyebutkan nama saja. dia pun tak lupa menanyakan nomor hand phoneku. entah apa yang membuat tanganku mengangayunkan jarinya mengetik beberapa angka di pesan sociasinggle. kita pun saling lebih dalam mengenal satu sama lain. aku tak pernah berg

Andai lebih awal

Hari ini cerah, tak seperti biasa. Tapi hati masih di gelanyuti dengan alunan nada yang menyita senyumku. Mungkin lagu itu tak sepenuhnya untukku atau aku saja yang terlalu percaya diri kalau yang dia maksud itu aku. Minggu lalu dia disampingku. Duduk di dekatku itu biasa bagiku, toh dia adalah tempat celotehan, tawa dan tangisku. Dia sahabatku. Aku dengar suara merdunya mengalunkan sebuah lagu. " Andai saja waktu itu tak ku tunda, tuk ungkapkan isi hati kepadanya. Mungkin dia jadi milikku bahagiakan hariku" Dia menatapku. Aku merasa lagu itu menyentuhku. " Terlambat sudah semua kali ini, yang ku inginkan tak lagi sendiri" . Kali ini aku menatapnya, dia tersenyum namun alunan gitar tak berhenti. Ku coba membuyarkan pikiranku. Senyumnya kini selalu membuatku deg degan.. padahal dulu tak seperti itu. Memang, dulu hatiku sempat nyangkut di sela sela senyumnya.. " tapi itu dulu.. masa sekarang aku su..." Ah ngawur! Aku mencoba sebisa mungkin sadar dari kesad

Rain

Hari ini hujan, hampir setiap hari. Dia datang sudah dari bulan oktober mungkin sampai april. Kebiasaannya menyembunyikan luka. Oh.. bukan luka, tapi buah luka. Hari ini aku menunggunya di bawah pohon. Di atas pohon itu sudah di pasang genteng buatan dari plastik, mungkin sebagian orang mengerti hujan tak akan berhenti walau salah satu orang basah dibuatnya. "Hai.. sudah lama menunggu?" Tanya seorang pria yang datang. dia basah kuyup, Namun wajah tampan itu tak bisa tertutup oleh air hujan. "barusan juga aku menunggu" jawabku tersenyum kecil. Aku sudah mengenal pria ini dari kecil. Kita sudah terpisah terlalu lama hingga satu tempat mempertemukan kita. Iya.. di tempat aku menunggunya ini adalah tempat pertama kita bertemu. Hujan tak henti, dia mengerti saat ada dua orang saling menjaga jarak. Dia terlalu dingin untuk saling menjauh. Pria itu mendekat dan duduk tak jauh dari tempatku duduk. Senyumnya selalu membuat jantungku berdegup kencang. "Aku harap ini buk