Langsung ke konten utama

"Di Ujung Hati"

aku selalu di tempat yang sama. di ujung sungai yang mengalir lambat menuju suatu titik dimana air itu deras mengalir kebawah. mataku agak lebam. semalaman aku menangis seperti malam sebelumnya, penyesalan ini tak berujung. aku tak menemukan titik dimana air mataku bisa berhenti mengalir. ku lepaskan nafas kesal lewat dua lubang yang kian memerah. aku menghempaskan badanku pelan, menatap langit sore di atas hamparan rumput hijau. aku masih terbayang hari itu.

seperti biasanya dia sangat romantis, humoris dan selalu membuatku kaget dengan berbagai macam kejutan dihari-hariku. semua itu membekas dan tak mungkin hilang. hari itu, tangannya erat menggandengku menuju suatu taman. tangan itu seakan tak membiarkan pegangannya lepas. aku selalu bertanya "kita mau kemana?" dia hanya menoleh lembut dan memberikan senyuman manis. ya bagiku sangat manis. langkah kita pun berhenti disuatu taman indah, di pinggir sungai. dia pun mulai tersenyum dan mempererat pegangan tangannya. aku keget saat dia menarik kedua tanganku dan mulai merogoh kantong celana belakang. muncul tempat mungil merah berbentuk love yang mengagetkanku saat dia membukanya dan ternyata... itu cincin ya benda mungil yang sangat di nantikan gadis-gadis saat dia mulai serius kepada pria yang disayangi.

hari itu tampak bergulir cepat. aku ingin dia yang pertama dan terakhir. namun anggapanku salah.

terdengar telfon rumah berdering tak henti seakan berteriak memanggilku cepat menuju ke sana. aku mengangkatnya dan mulai berbiaca pada orang diseberang telfon. aku terpaku dan tak bisa berkata apa-apa. wajahku terlihat sangat pucat. setelah terdengar telfon sudah dimatikan aku teriak sekeras mungkin. aku tak tahu apa yang aku rasakan waktu itu.

tempat pemakaman itu ramai, dia sangat baik. tak heran banyak yang merasa kehilangan saat sosoknya tak ada. aku masih tak percaya, selalu kuyakinkan "itu bukan dia, bukan!" tapi sesekali hatiku berkata lirih "itu memang dia", saat itu juga tangisku mulai pecah. tangan lembuat seorang wanita menyentuh pundakku. mungkin dia peduli aku, tapi dia takkan pernah merasakan apa yang aku rasakan. aku pun menjatuhkan tubuhku duduk di samping foto yang terpajang di nisannya. aku mulai mengelus fotonya. "aku sangat menyayangimu sayang, kita akan menikah bulan depan. kenapa kau pungkiri janjimu?" kalimat itu keluar dariku dengan airmata yang selalu mengalir disetiap tatapanku memandang fotonya. hanya fotonya.

aku terbangun dari bayang-bayang hayalanku, tersadar aku masih ditaman dimana moment yang penting itu tercipta. bagiku, walau kau sudah tak ada, tapi sayangku seperti sinar.. walaupun matahari tak lagi ada, tapi sinarnya mampu menembus bulan. sayang ini masih ada, walau tersembunyi di ujung hati~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Kasih Ayah menembus hati kerasku"

Hari itu cerah, nampaknya Lelaki itu belum bangun dari tidur pulasnya. “nak bangun!” teriak seorang dari balik pintu sambil mengetok pintu Rehan, pelan. “ahh.. masih pagi ayah!!” teriaknya dengan nada serak. Suara itu tampak lenyap diganti langkahan kaki yang samakin mengecil. Mobil itu melaju cukup kencang, menuju ke sebuah rumah kecil. Nampaknya rumah itu tak berpenghuni, tapi tunggu. “hei bro!” sapa Rehan saat pintu rumah itu dibukakan. “hei, lama lu gak kesini? Kenapa? Di bekap bokap lu?” ledeknya. Pukulan keras mengantam pundak pria itu. “sialan lu! Bokap gua berani gitu? Gk lah, dia takut gua kibas!” kata Rehan. “ahh, kalau lu gak takut pistolnya menembus kepala lu! Gua sih percaya lu lakuin itu!” kata pria itu tak mau mengalah. “woi.. udahlah, Rehan baru datang. Tak usahlah kau cari gara-gara!” kata seorang pria lagi keluar dari salah satu kamar di rumah itu. “bukannya gitu bos…” “ahh.. janganlah kau banyak omong kalau tak mau aku kibas kau!” katanya lagi dengan logat batak

10 Hal bersamamu

Hari ini aku berharap masih bisa melihat senyumnya. Aku menganggap diriku tak berguna saat aku tak bisa mengabulkan permintaannya.. sebelum dia pergi. *** Aku coba membuka diary yang aku temukan di tasnya kemarin. "Cita-cita buat hatiku" 1. Menonton " The woman in black " bersamanya 2. ke taman 3. Makam mama 4. melihat bintang 5. Dinner 6. Hunting 7. Ke pantai 8. Ke air terjun 9. Natal bersama di gereja 10. Aku sangat berharap Engkau berikan cukup waktu untuk melakukan hal itu Tuhan... Akuerasa takut jika esok aku tak bisa memeluknya, merasakan aroma tubuhnya, senyum yang hangat itu... Tuhan.. aku sayang dia 1. Menonton "the woman in black" bersama. "Sayang, nanti jam 12 aku jemput kamu, kita akan nonton" kataku.. ku dengar suara yang semangat "bener?" Tanyanya memastikan. Wajah wanita itu berseri... aku selalu bangga diri saat bisa mengukir senyumnya. Permohonan ke 2,3,4,5,6,7,8 satu minggu ku coba selesaikan. Aku melih