Langsung ke konten utama

"Riwayat Senyumku"



berawal dari dumai (dunia maya). awalnya aku hanya iseng membuka situs social yang membuatku heran "sociasingle" ya sociasingle lah yang mempertemukan kita. dan dari situ awal senyumku mulai terukhir. Setelah kejadian yang aku alami dimasalalu yang sempat membuat aku terpaku dan berlaku dingin terhadap semua pria. 

mungkin segelintir orang menganggap biasa apa yang terjadi dimasalaluku bahkan tak banyak yang keenakkan dan sengaja mencicipi terus-terusan dosa yang bahkan akan menghancurkan masa depannya itu. aku tak pernah membayangkan kenapa dulu aku rela memberikan harta seorang wanita yang seharusnya diberikan hanya untuk suaminya? hanya karna rasa sayang? tapi, sekarang penyesalan tiada guna. perkenalanku tak cukup hanya bercakap menyebutkan nama saja. dia pun tak lupa menanyakan nomor hand phoneku. entah apa yang membuat tanganku mengangayunkan jarinya mengetik beberapa angka di pesan sociasingle. kita pun saling lebih dalam mengenal satu sama lain. aku tak pernah bergikir hubungan pertemananku berakhir status yang mengikat. bahkan tak ada harapanku untuk menggantikan sosok yang bahkan kukenal brengsek dan kejam itu. dia pergi setelah mencicipi tubuhku.


pikirku setelah kesalahan itu terjadi dimasalaluku, aku menganggap semua pria sama saja. Bualan manis, dengan tatapan lembut, hingga sampai pada permintaan yang sulit dicerna akal sehat. Apakah aku harus mempercayai pria yang baru masuk di hidupku? Sulit. Ya sangat sulit.


Wajarkah jika aku belum lupa? Bukan masih sayang dan mengharapkannya kembali. Hanya saja kesalahanku masih terngiang ditelingaku, seakan suara Tuhan yang lembut mencoba sesekali menegurku. Itu yang selalu menyita moodku. Ah.. aku tak mau terus jatuh. Aku harus bangkit. Tak bisa ku pungkiri dia yang di jauh sana sedikit demi sedikit mengambil hatiku.

Apakah salah aku mulai menyayangi orang yang bahkan tak pernah kutatap langsung matanya, senyumnya pun hanya kulihat di foto social media di dumai. Kenapa terasa menggelitik perasaanku. Perasaan yang tak bisa dijelaskan, tapi nyata aku rasakan.
Kehadirannya mampu membuat hatiku mencair. Tapi, memang ada rasa cemburu, curiga yang menghantui dan membisik batinku. Ah.. sebaiknya aku tak mau terlalu percaya. Toh siapa tahu dia selingkuh di sana? Ya selingkuh. Mungkin. Rasa sayang ini tidak dibarengi kejujuranku akan bagaimana aku dimasalaluku. Aku tak pernah berfikir menceritakan masalaluku, toh aku tak tahu smpai kapan aku bertahan dengan dia. Sampai saatnya aku semakin terpuruk menyembunyikan itu semua, hatiku bahkan tak tega menyembunyikan sesuatu dari orang yang bahkan sudah menyita keseriusanku. Dan akhirnya aku tak sadar apa yang telah membuat mulutku mengungkapkan aibku. Dia tercengang, kecewa.. dan menangis? Aku mendengar isakkan kecil diujung telfonku. Mungkinkah dia menyesal mengenalku dan menyayangiku? Aku tak peduli, aku sudah iklas apapun yang dikatakan dia nantinya. Tapi akhirnya dia mengambil nafas dan bilang “apapun yang terjadi dimasalalumu, aku tak peduli. Aku takkan meninggalkanmu karna itu.” Kalimat singkat yang mampu menjatuhkan airmata yang tak sanggup lagi dibendung mataku. Tangisku kecil, namun air yang keluar dari mataku seakan berteriak keluar dan bercucuran tanpa henti.

Aku mulai sadar. Ku terobos jalan pikiranku yang waktu itu hamburadul dan terdengar bisikkan kecil ditelingaku. Entah itu darimana. Bisikkan “dia yang terbaik”. Tapi aku yakin itu dari hatiku. Mungkin. Aku takkan menyia-nyiakannya. Dan sekarang aku berharap pria yang pernah membuatku melakukan kesalahan dimasalaluku tahu. Aku mampu bahagia dan tersenyum lepas tanpa dia. Ya tanpa dia dihidupku. Yang aku impikan sekarang, aku ingin memeluk sosok yang telah mampu getarkan hatiku, kembalikan senyumku. Kapan aku bertemu sosoknya langsung? Kapan? Aku selalu menunggu dengan setia hari itu.. :’)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Kasih Ayah menembus hati kerasku"

Hari itu cerah, nampaknya Lelaki itu belum bangun dari tidur pulasnya. “nak bangun!” teriak seorang dari balik pintu sambil mengetok pintu Rehan, pelan. “ahh.. masih pagi ayah!!” teriaknya dengan nada serak. Suara itu tampak lenyap diganti langkahan kaki yang samakin mengecil. Mobil itu melaju cukup kencang, menuju ke sebuah rumah kecil. Nampaknya rumah itu tak berpenghuni, tapi tunggu. “hei bro!” sapa Rehan saat pintu rumah itu dibukakan. “hei, lama lu gak kesini? Kenapa? Di bekap bokap lu?” ledeknya. Pukulan keras mengantam pundak pria itu. “sialan lu! Bokap gua berani gitu? Gk lah, dia takut gua kibas!” kata Rehan. “ahh, kalau lu gak takut pistolnya menembus kepala lu! Gua sih percaya lu lakuin itu!” kata pria itu tak mau mengalah. “woi.. udahlah, Rehan baru datang. Tak usahlah kau cari gara-gara!” kata seorang pria lagi keluar dari salah satu kamar di rumah itu. “bukannya gitu bos…” “ahh.. janganlah kau banyak omong kalau tak mau aku kibas kau!” katanya lagi dengan logat batak

"Di Ujung Hati"

aku selalu di tempat yang sama. di ujung sungai yang mengalir lambat menuju suatu titik dimana air itu deras mengalir kebawah. mataku agak lebam. semalaman aku menangis seperti malam sebelumnya, penyesalan ini tak berujung. aku tak menemukan titik dimana air mataku bisa berhenti mengalir. ku lepaskan nafas kesal lewat dua lubang yang kian memerah. aku menghempaskan badanku pelan, menatap langit sore di atas hamparan rumput hijau. aku masih terbayang hari itu. seperti biasanya dia sangat romantis, humoris dan selalu membuatku kaget dengan berbagai macam kejutan dihari-hariku. semua itu membekas dan tak mungkin hilang. hari itu, tangannya erat menggandengku menuju suatu taman. tangan itu seakan tak membiarkan pegangannya lepas. aku selalu bertanya "kita mau kemana?" dia hanya menoleh lembut dan memberikan senyuman manis. ya bagiku sangat manis. langkah kita pun berhenti disuatu taman indah, di pinggir sungai. dia pun mulai tersenyum dan mempererat pegangan tangannya. aku kege

10 Hal bersamamu

Hari ini aku berharap masih bisa melihat senyumnya. Aku menganggap diriku tak berguna saat aku tak bisa mengabulkan permintaannya.. sebelum dia pergi. *** Aku coba membuka diary yang aku temukan di tasnya kemarin. "Cita-cita buat hatiku" 1. Menonton " The woman in black " bersamanya 2. ke taman 3. Makam mama 4. melihat bintang 5. Dinner 6. Hunting 7. Ke pantai 8. Ke air terjun 9. Natal bersama di gereja 10. Aku sangat berharap Engkau berikan cukup waktu untuk melakukan hal itu Tuhan... Akuerasa takut jika esok aku tak bisa memeluknya, merasakan aroma tubuhnya, senyum yang hangat itu... Tuhan.. aku sayang dia 1. Menonton "the woman in black" bersama. "Sayang, nanti jam 12 aku jemput kamu, kita akan nonton" kataku.. ku dengar suara yang semangat "bener?" Tanyanya memastikan. Wajah wanita itu berseri... aku selalu bangga diri saat bisa mengukir senyumnya. Permohonan ke 2,3,4,5,6,7,8 satu minggu ku coba selesaikan. Aku melih